ACEH SELATAN - Masyarakat Kluet Raya, khususnya Kluet Tengah dibuat heboh beberapa hari ini terkait masalah aliran sungai Menggamat, Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan yang berubah warna.
Sebagian masyarakat mengatakan, perubahan aliran sungai itu diduga akibat limbah dari perusahaan tambang yang sedang beroperasi di Simpang Tiga, Kecamatan Kluet Tengah.
Pantauan beberapa pengurus Forum Peduli Kluet Raya (FPKR) di lokasi, Sabtu siang (15/7/2023) benar bahwa aliran sungai Menggamat berubah warna. Artinya, aliran sungai yang semula menjadi bersih dan jernih, kini berubah warna menjadi keruh.
Akibatnya, bermunculan spekulasi bahwa, perubahan warna tersebut diduga dampak daripada aktivitas tambang yang sedang beroperasi di area itu.
Bahkan, pengurus Forum Peduli Kluet Raya (FPKR) menelusuri beberapa aliran sungai di area Menggamat.
Ada satu hal yang menarik. Salah satu aliran sungai tersebut terdapat persimpangan aliran yang jernih atau masyarakat setempat lebih mengenal dengan sungai Paya Abo, Gampong Simpang Tiga dan sungai Alue Baro Gampong Simpang Dua.
Sedangkan aliran sungai yang keruh atau sungai Air Putih merupakan terusan dari Gampong Simpang Tiga atau turunan dari anak sungai yang hulunya diduga tempat beroperasi nya PT BMU.
Menanggapi hal tersebut, ketua bidang lingkungan hidup Forum Peduli Kluet Raya (FPKR), Dhamer Syam mengatakan, sejak beberapa hari ini, aliran sungai Menggamat menjadi perbincangan hangat di kawasan Kluet Raya, sehingga patut ditelusuri secara mendalam.
"Hasil penelusuran kami, aliran sungai Menggamat memang berubah warna menjadi keruh, sehingga ini akan ditindak lanjuti secara mendalam agar tidak menimbulkan spekulasi negatif," ujarnya.
Dhamer juga mengatakan, walaupun kita mendengar beragam komentar dari masyarakat, bahwa aliran sungai tersebut diduga diakibatkan oleh aktivitas tambang yang sedang beroperasi di area Simpang Tiga Kecamatan Kluet Tengah.
"Sebagai pengurus FPKR, kami tidak mau berspekulasi dulu. Namun, kami akan menindaklanjuti secara mendalam dengan segala bukti dan data yang ada, sehingga nantinya kita dapat melakukan advokasi demi kepentingan masyarakat umum," tegas Dhamer.
Hal senada juga diungkapkan ketua Forum Peduli Kluet Raya (FPKR), Zulfata yang didampingi wakil ketua, Harmili, dewan pengarah, Abdullah dan anggota bidang pendidikan dan seni budaya, Muzakir RA.
Menurut Zulfata, hasil pantauan pengurus Forum Peduli Kluet Raya di lokasi membuktikan bahwa, aliran sungai Menggamat memang berubah warna menjadi keruh, sehingga sangat sukar memanfaatkan air tersebut sebagai kebutuhan sehari-hari.
"Petani yang kami temui juga mengeluh, karena air masuk kepersawahan sudah dalam kondisi keruh," jelasnya.
Namun, sambungnya, FPKR akan menindaklanjuti dan membahas dalam forum ini, sehingga akan memperjelas kronologi awal terkait kenapa aliran sungai Menggamat ini bisa keruh.
"Kami akan membahas masalah ini dalam forum Kluet Raya, sehingga apa yang menjadi perbincangan masyarakat terjawab dengan data dan bukti-bukti konkrit," tutupnya. (Tini)