Surabaya-Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri, Restuardy Daud, menyampaikan bahwa, pengelolaan irigasi yang terencana dengan baik akan berdampak positif pada pembangunan pertanian berkelanjutan. Sehingga, mau tidak mau, semua pihak terkait harus menjaga dan memelihara irigasi.
“Irigasi pertanian harus mendapat prioritas dari pihak-pihak terkait. Karena merawat sistem irigasi pertanian bukan hanya berdampak pada hasil panen, tetapi juga pada lingkungan, keberlanjutan pertanian, ekonomi petani serta ketahanan pangan Indonesia,” kata Restuardy Daud.
Hal tersebut diungkap Restuardy saat membuka acara pelatihan IPDMIP ( Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program) wilayah 6 di Surabaya, belum lama ini.
Menurutnya, ketahanan pangan berkaitan erat dengan produktivitas pangan Indonesia. Produktivitas pangan, di sisi lain, adalah sejauh mana hasil pertanian dan produksi pangan dapat mencukupi kebutuhan penduduk, apalagi penduduk Indonesia cukup besar jumlahnya lebih dari 270 juta orang.
Untuk itu, Kemendagri melalui Ditjen Bina Bangda mengadakan pelatihan penguatan kapasitas pengelolaan pertanian beririgasi di 16 provinsi dan 41 kabupaten/kota yang dikelompokkan menjadi 9 wilayah, selama tiga hari per wilayah.
“Satu tujuan pokok dari kegiatan IPDMIP adalah bagaimana pemerintah dan pihak terkait sama-sama menjaga atau mendorong ketahanan pangan,” ucapnya.
Restuardy berharap, para peserta (petani) mampu memahami dan mengimplementasikan pelatihan IPDMIP serta menjadi jembatan bagi petani lain di daerahnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Jatim Ir. Mohammad Yasin memberikan apresiasi kepada Ditjen Bina Pembangunan Daerah yang telah menggagas IPDMIP. Yasin menilai bahwa, program IPDMIP merupakan praktik terbaik dalam rangka meningkatkan sektor pertanian, khususnya berkaitan dgn keirigasian.
“Program yang bagus ini mudah-mudahan bisa direplikasi ataupun diperpanjang disesuaikan dengan kebutuhan daerah terkait keirigasian,” ungkap Yasin. (**)