Jakarta - Kejadian tragis terjadi ketika seorang warga Bireun menjadi korban pembunuhan oleh oknum TNI di Jakarta. Berita ini langsung mendapat perhatian dan reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk Teungku Raju, Sekretaris Jenderal dari Organisasi Prabowo satu (Prabu1).
Dalam sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan hari ini, Teungku Raju mengutuk dengan tegas aksi pembunuhan yang dilakukan oleh oknum TNI tersebut. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia dan meminta pihak berwenang untuk segera mengusut tuntas kasus ini.
"Saya sangat prihatin dengan kejadian yang menimpa warga Bireun di Jakarta. Tindakan pembunuhan oleh oknum TNI adalah tindakan yang tidak dapat diterima dalam negara demokratis seperti Indonesia," tegas Teungku Raju.
Lebih lanjut, Teungku Raju juga menekankan bahwa keadilan harus ditegakkan dan pelaku harus dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Ia mendesak agar proses hukum berjalan transparan dan adil sehingga memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa kasus ini ditangani dengan serius.
Dalam konteks politik, Teungku Raju juga menegaskan bahwa kejadian ini menjadi bukti pentingnya reformasi dan pemulihan institusi TNI. "Kami berharap agar TNI terus melakukan penyempurnaan dalam pengawasan internal dan penegakan disiplin agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang," tambahnya.
Sementara itu, Prabu1 sebagai Organisasi politik yang juga mengemban misi keadilan, merasa prihatin dan berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada keluarga korban dalam upaya mencari keadilan. Prabu1 akan memantau perkembangan kasus ini dan memberikan bantuan hukum jika diperlukan.
Sebelumnya Seorang kerabat korban yang menghubungi media ini dari Jakarta menyebutkan, Imam Masykur diculik dari sebuah toko cosmetic pada Sabtu (12/8/2023). Namun, ia tidak tahu pasti motif penculikan tersebut
Menurut sumber Habadaily.com , Imam Masykur sempat mengubungi keluarganya meminta dikirimkan uang Rp50 juta. “Dia membutuhkan kiriman uang secepatnya. Kalau tidak, Imam terancam akan dibunuh,” paparnya.
Dalam sebuah video, seperti dilansir Komparatif.id, oknum penculik mengirimkan video kepada keluarga Imam Masykur yang berisi kondisi korban yang sedang disiksa. Sembari menangis korban tak henti-hentinya meminta keluarganya mengirimkan uang supaya dia tidak lagi disiksa.
Informasi lain diperoleh media ini menyebutkan, Imam Masykur diculik di sebuah toko cosmetic oleh oknum TNI berinisial Praka RM. Tak jelas asal muasal penculikan berujung penyiksaan tersebut.
Dalam surat keterangan penyerahan mayat yang diterbitkan oleh Polisi Militer Kodam Jaya/Jayakarta, Kamis (24/8/2023), disebutkan bahwa Praka RM berdinas di kesatuan Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalprotneg) Paspampres.
Dalam surat yang ditandatangani Serka Agus itu juga dinyatakan bahwa Praka RM melakukan aksi penculikan dan penganiayaan bersama dua temannya. (red)