Cegah Stunting, MK PDA Semarang : Penuhi Asupan Gizi Anak Sejak Dini

Barsela24news.com


Semarang, Jateng - Stunting merupakan masalah serius dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Stunting tidak hanya memengaruhi aspek fisik, tetapi juga berdampak pada kognitif, emosional, dan sosial anak.

Terjadinya stunting, diantaranya disebabkan oleh asupan gizi yang kurang pada masa 1000 hari pertama kehidupan anak dan faktor-faktor lain, seperti pola asuh.

Hal tersebut disampaikan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Semarang Bidang Majelis Kesehatan (MK), Rugayawati, S.Sos, M.Kes disela-sela sebagai yuri lomba Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting), yang diikuti oleh 13 Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Kota Semarang.

Lomba kreasi makanan murah tapi kaya nutrisi ini dalam rangkain gelaran Kick Off Gerakan Masyarakat Peduli Stunting yang diselenggarakan PDA Kota Semarang kolaborasi dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Semarang dan Lazismu di SD Muhammadiyah 05, Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Selasa (19/09/2023)

“Sebagai yuri saya melihat sajian makanannya mulai dari platingnya maupun rasa atau aneka menunya beragam. Jadi betul-betul manfaat untuk ibu hamil dan juga anak yang akan dilahirkan nanti supaya tidak stunting karena terpenuhinya nutrisi untuk kesehatan ibu hamil,” kata Rugayawati

Pada kesempatan tersebut, Rugayawati yang juga Ketua DPD Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Jawa Tengah menyampaikan, upaya pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini yakni sejak masa remaja, saat akan menikah, hamil, hingga 1000 hari pertama kehidupan anak.

"Upaya pencegahan ini sangat penting dilakukan agar anak dilahirkan dalam kondisi sehat dan tidak stunting," tuturnya

Karena itu, dia mengingatkan masyarakat untuk memprioritaskan pemenuhan asupan gizi anak dan melakukan pengasuhan anak secara layak.

Lebih lanjut, Rugayawati menyampaikan, masyarakat harus peduli terhadap kecerdasan bangsa. Hal ini diawali dari 1000 hari pertama kelahirannya. Terutama sekali ibu hamil atau sebelumnya dari pra nikah.

"Sejak dini, remaja putri harus tahu kesehatan reproduksi sebelum memasuki jenjang pernikahan," ujarnya

Lebih jauh, Rugayawati berharap kegiatan semacam ini terus berlanjut. Sinergitas antara Pemkot Semarang, Aisyiyah Kota Semarang dan Lazismu terus berlanjut untuk melaksanakan kegiatan ini di setiap kecamatan secara berkesinambungan hingga angka zero stunting di Jateng, khususnya Kota Semarang.

"Mudah-mudahan ke depan kegiatan ini terus berlanjut untuk semua ormas bukan hanya Aisyiyah," harapnya

Dia menyampaikan, untuk menuntaskan stunting, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Tetapi harus kolaborasi dengan berbagai stakeholder terkait dan masyarakat. Semua masyarakat harus ikut bergerak menyelesaikan stunting ini.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Semarang, Aminah Kurniasih mengatakan, gerakan masyarakat peduli stunting dilakukan untuk menekan pertumbuhan stunting

Pihaknya akan melakukan tahap demi tahap pendampingan kepada masyarakat yang teridentifikasi stunting.

"Nanti secara bertahap akan dilakukan Pemberian Makanan Tambahan di seluruh kecamatan di Kota Semarang," katanya.

Sebagai informasi, kasus stunting di Kota Semarang sendiri per Agustus 2023 terdapat 1.022 kasus, angka tersebut turun dari sebelumnya pada Februari 2023 sebanyak 1.340 kasus.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Provinsi Jawa Tengah masih di angka 20,8 persen.

Sedangkan prevalensi stunting Kota Semarang tahun 2021 yakni 21,3 persen, turun menjadi 10,4 persen di tahun 2022.

Hadir dalam kegiatan tersebut Staff Ahli Bidang Ekonomi, Keuangana dan Pembangunan Sekda Kota Semarang, Yudi Wibowo, mewakili Wali Kota Semarang, Camat Semarang Utara, Bhabinkamtibmas, Babinsa, Pengurus PDA dan PDM Kota Semarang serta jajaran Lazismu Kota Semarang. (Marhen)
Tags