Jawa Tengah Promosikan Makanan Berbahan Lokal Lewat Festival Pangan 2023

Barsela24news.com


Boyolali, Jateng - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya mengurangi ketergantungan masyarakat pada beras dan gandum dengan memberdayakan potensi pangan lokal.

Berbagai inisiatif telah dilakukan, mulai dari himbauan pro olahan makanan lokal, seperti penggunaan kudapan dari bahan tepung singkong (mocaf), jagung dan sebagainya, hingga menyelenggarakan Festival Pangan. 

Kali ini, ajang Festival Pangan 2023 diselenggarakan di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah pada 27-28 Oktober 2023. Kegiatan ini menjadi ajang pamer makanan lokal. 

Festival ini menyajikan berbagai macam olahan pangan lokal, dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keberagaman pangan lokal. 

"Pangan lokal bukan hanya tentang menjaga ketahanan pangan, tapi juga bagaimana kita dapat memberdayakan ekonomi para petani lokal," kata Sujarwanto Dwiatmoko, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Jateng, saat membuka festival, Jumat (27/10/2023).

Dia menambahkan bahwa pada tahun 2022, tingkat konsumsi beras di Jawa Tengah mencapai 87,9 kilogram per kapita, sementara impor gandum Indonesia mencapai 9,3 juta ton.

"Ini menunjukkan bahwa kita masih sangat bergantung pada pangan impor, padahal kita memiliki potensi yang besar di pangan lokal seperti singkong, yang produksinya di Jateng sendiri mencapai 1,3 juta ton," terangnya

Festival Pangan 2023 diharapkan dapat menjadi platform untuk mempromosikan penganekaragaman pangan lokal sehingga dapat menarik minat pasar terhadap produk-produk berbasis umbi-umbian. Misalnya, mengubah singkong menjadi tepung singkong atau modified casava flour (mocaf).

"Proses pembuatan mocaf dapat memberikan nilai tambah ekonomi yang signifikan bagi para petani. Ini bisa digunakan sebagai pengganti tepung terigu. Selain itu mocaf juga dapat disimpan dalam waktu yang lama," papar Sujarwanto

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jawa Tengag Dyah Lukisari menyebut, penganekaragaman pangan lokal dilakukan secara sistematis. Melalui ajang Festival Pangan, diharapkan masyarakat mengerti variasi makanan lokal.

Dia mengatakan, pihaknya telah melakukan beberapa kegiatan untuk mempromosikan pangan lokal dan memfasilitasi penyediaan alat pengolah beras analog bagi gabungan kelompok tani (Gapoktan).

"Kami sudah mulai mengimplementasikan kebijakan ini di lingkungan kerja kami. Dalam setiap rapat kami menyediakan kudapan berbasis pangan lokal. Kami pesan jagung serut, kroket singkong dan minuman bunga telang," tutur Dyah Lukisari

Pengusaha pangan lokal pun turut merasakan dampak positif dari berbagai upaya pemerintah ini. 

Nuri, pengusaha pangan lokal asal Boyolali mengungkapkan bahwa produk mocaf yang ia olah menjadi aneka kue seperti cheese stick, brownies, hingga kukis cokelat telah menjangkau pasar hingga Jakarta, Purbalingga, dan Semarang.

"Sudah banyak konsumen yang tertarik dengan produk kami, bahkan kami sudah mulai menerima pesanan dari luar daerah," terangnya.

Produsen geblek dari Magelang, Sita menambahkan, geblek yang diproduksinya banyak diminati warga hingga luar daerah.

“Sudah pernah ada yang pesan dari Bandung, Surabaya, Batam, dan Kalimantan,” tutupnya.

(Marhen)