SUBULUSSALAM - Masa Kepemimpinan Bintang-Salmaza (BISA) sebagai Wali dan Wakil Walikota Subulussalam, periode 2019-2024, hampir berakhir. Banjir menjadi keluhan Masyarakat sekitar.
Banjir di sebagian wilayah Kota Subulussalam kerap sekali terjadi, bila memasuki musim hujan. Baik dari luapan sungai maupun genangan air hujan.
Seperti di wilayah Jalan nasional, tepatnya di bundaran Tugu BPD Aceh, Kecamatan Simpang Kiri dan depan Terminal terpadu Kota Subulussalam.
Lokasi itu, merupakan langganan banjir akibat guyuran hujan. Sehingga, jalan tersebut, di genangi air, hingga mengakibatkan Banjir.
Beberapa hari terakhir ini, hujan melanda Kota Subulussalam hingga sebagian Desa di 3 (Tiga) Kecamatan, Longkib, Rundeng dan Simpang Kiri, se Kota subulussalam terkena Banjir.
Seperti di Kecamatan Rundeng, Jalan Desa Panglima Sahman. Disana, sudah menjadi langganan banjir, yang sampai saat ini, Pemerintah Subulussalam di pimpin Bintang-Salmaza belum mampu untuk memberikan solusi terkait penanganan banjir itu.
Hal tersebut, menarik tanggapan dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kota Subulussalam, Dedy, ia mengatakan kepada media ini, Selasa, (31/10/23).
Satu periode Bintang-Salmaza memimpin Kota Subulussalam, masih jauh dari kata berhasil.
Dijelaskannya, seperti program Smart City yang di gadang-gadangkan di awal pemerintahan BISA, sampai saat ini hanya menjadi program yg mangkrak tanpa manfaat.
Pencanangan Kota Santri, dianggapnya tanpa adanya kebijakan yang berpihak kepada dunia pendidikan di Pesantren.
Pelayanan paripurna dalam kesehatan melalui RSUD hanya isapan jempol semata.
"Ini jelas terbukti dengan seringnya obat-obatan kosong di RSUD Subulussalam dan ditambah lagi dengan mogoknya tenaga kesehatan, beberapa waktu yang lalu," sampai, Dedy.
Terkair banjir yang menjadi langganan sebagain daerah di Subulussalam, di lanjutkan Dedy, sampai saat ini di bawah kepemimpinan BISA, riwayat Banjir tidak sedikit pun mengalami pengurangan.
"Masalah banjir yang tidak sedikitpun mengalami pengurangan, bahkan semakin menjadi-jadi. Padahal, pada masa kampanyenya BISA selalu menjanjikan terobosan dalam penangan banjir di Kota ini, yang memang sudah langganan di setiap musim penghujan," cetus, Dedy.
Diakhir, dikatakan Dedy, saat ini Kota Subulussalam paling menyedihkan IPM yang terendah di provinsi Aceh.
"Setara dengan rata-rata di provinsi Papua. Tentunya, hutang yang akan menjadi beban fiskal bagi PJ dan pemerintah selanjutnya," pungkas, Dedy.
Diakhir masa jabatan BiSA, Dedy, pun berharap agar Pemerintah Bintang-Salmaza sebagai Walikota dan Wakil di Kota ini dapat segera memberikan solusi terkait penanganan Banjir di sebagian daerah di Kota Subulussalam. (Juliadi)