Banda Aceh,- Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat dan lembaga penyiaran publik maupun swasta melakukan Simulasi Evakuasi Mandiri dengan Ujicoba Sistem Penyampaian Informasi Bencana atau Early Warning System (EWS) melalui Siaran Televisi Digital.
Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria mengharapkan sistem yang ditujukan untuk memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana itu dapat menjadi contoh implementasi di seluruh Indonesia.
“Kita harapkan (Sistem Penyampaian Informasi Bencana/EWS) terutama di Aceh bisa menjadi satu percontohan bagaimana mengingatkan kepada masyarakat tentang bahaya bencana yang terjadi. Menurut KPI Pusat ini launching pertama di Aceh dan kita harapkan bisa menjadi satu model buat nasional dan bisa disebarkan juga di wilayah lain di Indonesia,” tuturnya di Museum Tsunami, Banda Aceh, Kamis (26/10/2023).
Wamen Nezar Patria menjelaskan pemilihan Kota Banda Aceh sebagai lokasi Simulasi EWS lewat Siaran Digital dilatari kondisi Banda Aceh termasuk daerah rawan bencana. Bahkan, di Serambi Mekkah itu terjadi bencana tsunami pada 19 tahun yang lalu.
“Khusus di Aceh kan gempa dan tsunami yang pernah kita alami 19 tahun lalu, bencana begitu dahsyat. Kalau kita kaji lagi kembali mungkin akan berkurang korbannya kalau sistem informasinya baik. Dari kejadian 19 tahun lalu banyak masyarakat tidak mengetahui bahwa ada tsunami, mereka hanya mengetahui ada gempa dan mereka juga bingung hendak menuju kemana untuk evakuasi,” jelasnya.
Menurut Wamenkominfo, sistem deteksi dan peringatan dini bencana melalui EWS sesuai simulasi akan disiarkan di semua perangkat telekomunikasi seperti televisi maupun gadget atau telepon genggam.
“Ini akan sangat berguna memberikan peringatan dini kepada masyarakat sehingga masyarakat tanggap terhadap bencana dan tahu apa yang akan dilakukan,” ujarnya.
Wamenkominfo Nezar Patria menjelaskan informasi yang akan ditampilkan dalam EWS akan sesuai dengan infomasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) seperti informasi tentang jenis bencana gempa hingga ancaman tsunami.
“Tapi dalam ujicoba ini setidaknya terjadi satu sinkronisasi data dan kemudian juga kesiapsiagaan dalam mendistribusikan informasi kepada publik dengan cepat. Nanti informasinya akan diperkaya lagi termasuk titik evakuasi dimana? Lalu kalau bisa deteksi soal lokasi melalui SMS blast misalnya. Saya kira itu bisa kerjasama dengan KPI dan juga Kominfo untuk pengembangan teknologi dan mengintegrasikannya dengan semua sistem informasi kebencanaan,” ungkapnya.
Dalam kegiatan tersebut, hadir Ketua KPI Pusat Ubaidillah, Kepala Dinas Kominfo dan Sandi Provinsi Aceh Marwan Nusuf, Ketua KPI Aceh Faisal Ilyas, perwakilan mitra penyelenggara multipleksing serta perwakilan sekolah dan pelajar.
(Tim/red)