Semarang - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) hadir di Universitas Semarang (USM) untuk membangun kesadaran dan keterlibatan seluruh mahasiswa USM agar terhindar dari pengaruh radikalisme dan terorisme.
Di hadapan ratusan mahasiswa USM, Kepala BNPT RI Komjen Pol. Prof. Dr. H. Mohammed Rycko Amelza Dahniel, M.Si., mengajak para generasi muda ini untuk menghargai perbedaan yang diwujudkan dalam sikap toleransi dan menjauhi segala bentuk intoleransi. Dimana intoleransi merupakan bibit dari radikalisme dan terorisme.
"Kita bangsa Indonesia mampu membentuk persatuan dan kesatuan dari berbagai perbedaan. Kita harus duduk bersama dan bersinergi. Orang Indonesia harus kuat jangan sampai terpecah belah dengan paham radikalisme dan terorisme yang tumbuh dari bibit-bibit intoleransi," jelasnya saat memberikan keynote speech pada Seminar Nasional Pencegahan Paham Radikalisme Bagi Mahasiswa Indonesia Menuju Generasi Emas 2045 di Kampus USM, Semarang pada Kamis (9/11).
Dirinya pun menambahkan, ciri-ciri dari intoleransi yaitu tidak mengenal dan menerima perbedaan, merasa paling benar dan kemudian menilai semua orang yang tidak seperti mereka itu salah. Sikap intoleransi tersebut tentunya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak mungkin bisa diterapkan di Indonesia. Mengingat faktor sejarah pun telah membuktikan dan mengajarkan kepada kita semua bahwa negara ini dibentuk dan diperjuangkan oleh berbagai orang dari latar belakang suku dan agama yang berbeda.
"Negeri ini dibangun dari perbedaan. Jika generasi mudanya tidak lagi memiliki rasa kebangsaan, toleransi, tidak mampu menghargai keberagaman dalam Bhineka Tunggal Ika, hal ini yang akan menjadi akhir dari perjalanan NKRI," ungkapnya.
Sementara itu orang nomer satu di BNPT ini pun memuji USM yang merupakan universitas pertama yang telah mendeklarasikan kampusnya sebagai Kampus Kebangsaan dengan sejumlah inovasi seperti pembentukan Unit Pelaksana Nonstruktural (UPNS) Pencegahan dan Penanganan Anti Toleransi, Anti Perundungan dan Anti Korupsi, pembinaan karakter bela negara dan wawasan kebangsaan, membentuk Unit Kegiatan Mahasiswa Pengawal Ideologi Bangsa (UKMPIB), Satgas Anti Intoleransi Mahasiswa dan juga berbagai kegiatan dalam rangka membangun kesadaran dan keterlibatan bahaya intoleransi, radikalisme dan terorisme.
"Semoga kampus USM menjaga konsistensi dan terus menjadi pelopor Kampus Kebangsaan yang menjaga KeIndonesiaan," harapnya.
Menjawab harapan Kepala BNPT, Rektor Universitas Semarang Dr. Supari, S.T., M.T., meyakini intitusi pendidikan perguruan tinggi yang dia pimpin akan selalu berkontribusi dalam merawat persatuan dan kesatuan bangsa dengan terus mengkampanyekan program anti intoleransi, radikalisme dan terorisme yang selalu berusaha memecah belah bangsa.
"Di samping memproduksi ilmu pengetahuan dan teknologi, kami juga menghasilkan lulusan yang profesional dan berdaya saing dan satu lagi adalah ber-visi tentang KeIndonesiaan. Pendiri universitas ini telah mencetuskan bahwa USM adalah Kampus Kebangsaan," jelasnya.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap apa yang telah dilakukan USM, BNPT pun memberikan penghargaan kepada USM sebagai Kampus Kebangsaan yang Menjaga Keindonesiaan.
(Tim/red)