JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar mengungkapkan bahwa penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa berbasis digital akan sangat memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan publik.
Selain itu, data desa akan terkelola dan tervalidasi dengan baik demi peningkatan capaian pembangunan desa berbasis data.
"Agar pelayanan kepada masyarakat cepat, semakin mudah, dan yang tidak kalah pentingnya adalah data apapun yang ada di desa betul-betul bisa diidentifikasi dan dikelola sebaik-baiknya. Sehingga perencanaan pembangunan desa sesuai masalah yang dihadapi warga Desa," ujar pria yang akrab disapa Gus Halim, pada saat memberi arahan melalui video conference, di sela-sela memberikan bantuan secara simbolis, Personal Computer dan Printer untuk 235 Lokus Desa Cerdas Fase 1, Minggu (19/11/23).
Menurut Gus Halim, digitalisasi desa adalah infrastruktur utama untuk mewujudkan desa cerdas. Ia menambahkan ada tiga elemen utama untuk mewujudkan sebuah desa sebagai Desa Cerdas, yaitu kapasitas kelembagaan pemerintahnya, kualitas sumber daya manusianya, dan infrastruktur teknologinya.
Ketiga elemen ini memberikan tantangan tersendiri khususnya bagi Kepala Desa, Pendamping Desa, serta Kader dan Duta Digital, selain memang sebagai fondasi pengembangan Desa Cerdas secara berkelanjutan.
Pada kesempatan itu, Gus Halim juga menyerahkan bantuan simbolis sarana Ruang Komunitas Digital Desa, kepada Kepala BPI Kemendes PDTT Ivanovich Agusta. Ia meminta agar selanjutnya, seluruh sarana itu dikirim langsung ke desa-desa lokasi Desa Cerdas, mulai hari ini, sampai minggu pertama Desember 2023.
Gus Halim menegaskan bahwa bantuan perangkat digitalisasi pada lokus Desa Cerdas merupakan buah positif atas negosiasinya bersama perwakilan World Bank atau Bank Dunia.
Dalam hal ini, Bank Dunia menyepakati bantuan seluruh kebutuhan perlengkapan digitalisasi Desa Cerdas, mulai dari seperangkat komputer yang dapat terkoneksi dengan jaringan internet, layar proyektor, hingga dilengkapi juga dengan printer.
"Bersamaan dengan pertemuan saya dengan Bank Dunia, terus terang Saya ngotot, kalau tidak ada barang yang diberikan ke desa, berupa komputer dan bantuan program, lebih baik kegiatan desa cerdas tidak dilanjutkan. Dan Alhamdulillah berhasil," ungkap Mantan Ketua DPRD Jawa Timur itu.
Gus Halim juga menambahkan, Kementerian Desa PDTT juga menyediakan pendanaan Rp20 juta pertahun, untuk kegiatan Ruang Komunitas Digital Desa, seperti mendanai pertemuan, inisiatif gerakan digitalisasi, hingga kebutuhan langganan internet secara berkala.
"Program Desa Cerdas membuka kesempatan bagi desa mengembangkan Ruang Komunitas Digital Desa. Ruang ini telah memiliki kelengkapan sarana, serta dapat melaksanakan kegiatan digitalisasi desa, menjadi revolusi tersembunyi desa, untuk menjalani transformasi digital bangsa Indonesia," pungkas Doktor Honoris Causa Universitas Negeri Yogyakarta itu.
(tim/red)