Program Desa Tanguh Bencana, Bendungan Meninting Lombok Barat perlu Aspek pendukung

Barsela24news.com


Lombok, NTB - Setiap Pembangunan kota tentu perlu diukur dampak lingkungan (manfaat dan resiko) yang akan ditimbulkan pada Masyarakat terutma warga tempatan yang berada di Kawasan Pembangunan. Demikian juga dengan Pembangunan Bendungan meninting yang termasuk kedalam Proyek Strategis Nasional (PSN) bertempat di Lombok barat tepatnya di Tengah-tengah perbatasan antara kecamatan lingsar dan gunung sari.

Bendungan meninting yang dibangun di atas tanah seluas 50 hektar dan dapat menampung debit air sebesar 12 juta kubik, diharapkan dapat mengairi lahan-lahan pertanian.
Tidak hanya untuk mendukung ketahan pangan dan air, tetapi juga bermanfaat untuk pengendali banjir ke hilir, pembangkit listrik dan obyek wisata baru.

Bendungan meninting juga dapat meningkatkan ekonomi Masyarakat sebab akan dibangun saluran air sekaligus trek sepeda sebagai obyek wisata baru dengan bentangan 60 km yang membelah pulau Lombok sampai ke wilayah mandalika Lombok Tengah.
Dari berbagai dampak positif dibangunnya bendungan meninting, maka mesti dipertimbangkan juga dampak negative atau resiko yang dapat ditimbulkan dari proses Pembangunan tersebut bagi Masyarakat tempatan sebelum bendungan dapat berfungsi. 

Sebab beberapa waktu lalu pernah terjadi banjir, diakibatkan oleh tingginya debit hujan dan luapan air dari hulu yang juga merupakan Kawasan gunung dan hutan.

Menurut Martono salah seorang staf desa gegerung yang menjadi salah satu desa terkena dampak langsung dari peristiwa tersebut ”tanggul sementara pernah jebol karena hujan yang terjadi di Kawasan hulu dan luapan air begitu besar, selain karena aliran air yang meluap, jebolnya tanggul juga diduga akibat dari gagal konstruksi".
 
Tanggul sementara ini berfungsi mengalihkan air Sungai ke terowongan yang berada di sisi kiri dan kanan bendungan. Selain karena debit air yang berlebih, debit hujan di hulu dan konstruksi tanggul yang kurang kuat serta trowongan yang tidak mampu menampung debit air begitu besar juga menyebabkan luapan dengan mudah merusak tanggul. Jelasnya

Berangkat dari peristiwa tersebut. Abdul Mustar, sebagai sekretaris LPBI NU (Lembaga Penanggulangan Bencana Dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama) Lombok Barat, menyampaikan Rancangan usulan program destana (desa Tangguh bencana) berbasis pemberdayaan ekonomi desa di desa gegerung kecamtan lingsar kabupaten Lombok barat.

Mustar menjelaskan, di desa ini terdapat Pembangunan proyek strategis nasional yaitu bendungan meninting sebagai pusat pengairan pertanian di Lombok barat, mataram, bahkan akan terintegrasi dengan saluran air ke Lombok timur dan perencanaannya untuk kebutuhan Lombok Tengah yang menjadi central pergerakan ekonomi NTB.

Pada musim hujan tahun lalu sempat terjadi banjir yang begitu besar sehingga mengakibatkan lima orang korban jiwa di desa mambalan kecamatan gunung sari karena bendungan meninting ini linier dengan desa gegerung, dasan gerie, duman kecamatan lingsar, desa penimbung, mekarsari, bukit tinggi, kekeri, desa ranjok kecamatan gunung sari dan kota mataram akan terkena dampak apabila terjadi banjir dan kebocoran tanggul. tegasnya

Maka bagi desa terdampak bencana perlu ditangguhkan menjadi desa Tangguh bencana agar memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapai ancaman bencana serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan.

Dengan memiliki kemampuan mengenali ancaman bencana di wilayahnya dan mampu mengorganisir sumberdaya Masyarakat untuk mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas demi mengurangi resiko bencana. Tutupnya

(Lalu Wildan S.H)