Aceh Selatan - Barat Selatan benar benar kehilangan sosok pejuang yang tidak kenal lelah yang bernama Tjut Agam Kolonel P mantan Dandim Aceh Barat mantan Ketua DPD II Golkar dan mantan Ketua DPRK Aceh barat serta mantan Ketua KP3 ABAS dan almarhum juga adalah mantan Ketua PeTA Aceh Barat serta sederet jabatan lainnya yang beliau Sandang.
Menurut salah seorang teman atau sahabat bagi Almarhum T. Sukandi kepada Media Barsela24news.com Rabu 21/02/2024, Menceritakan kalau sosok Cjut Agam ini adalah seorang tentara yang sangat Gigih, Tegas dan Keras dalam berjuang untuk kepentingan Bangsa dan Negara.
"Saya telah mengenal beliau lebih 25 tahun yang lalu dan selama itu pula kami selalu bersama-sama dalam berjuang untuk Pemekaran Provinsi Aceh Barat Selatan (ABAS) serta Kebersamaan kami Lainnya, adalah karena Kami juga bernaung dalam satu wadah organisasi Pembela Tanah Air (PeTA)," ucap T. Sukandi.
Lanjutnya, Kami sebagai Aktivis generasi Pertama Pemekaran di Wilayah Pantai Barat Selatan maupun di Dataran Gayo Aceh Lowser Antara (ALA) ABAS dan ALA adalah anak kembar yang Lahirnya Berbarengan.
"Kawan-kawan kami seperjuangan generasi pertama Pemekaran sudah banyak berpulang tapi para tokoh generasi yang sudah sepuh itu masih ada di antaranya di Pantai Barat Selat masih ada seperti Mack Salmina Ali (mantan bupati Aceh Selatan), Adnan NS (mantan DPD senator Aceh), Juriat (mantan pimpinan DPRK Aceh) Meurah Ali (mantan wartawan senior Aceh) dan saya serta banyak lagi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu (Saya hanya sebutkan nama-nama para tokoh yang sudah sepuh saja)," pungkasnya.
Menurutnya, Di ALA di dataran tinggi Gayo masih ada Amen Disky (mantan Bupati Aceh Tenggara dan mantan anggota DPR-RI) ada Syukur Kobat mantan Ketua DPRK Aceh Tengah) dan ada Tagore Abu Bakar (mantan bupati Aceh Tengah dan mantan anggota DPRI-RI) dan lain-lain.
"Tjut Agam (almarhum) bersama kami para tokoh ABAS dan ALA berjuang dengan Keringat, Air Mata serta dengan segala finansial yang kami punya serta kami juga puluhan kali (tidak terhitung) unjuk rasa di Jakarta dengan berdarah-darah di titik demontrasi Simpang Monas Istana presiden, Istana wakil presiden, Depdagri dan Gedung DPR-RI," ujarnya.
Sebagai kilas balik sekedar ilustrasi untuk melawan lupa, kata T. Sukandi, pada saat itu pasca damai kami berdemontrasi di depan Istana wakil presiden Yusuf Kala, karna ada sesuatu yang bersifat miskomunikasi (saya tidak urai penyebabnya) maka kami alihkan demo itu kebelakang istana wakil presiden dengan merubohkan pagar belakang istana wakil presiden pada saat itu nyaris Tjut Agam di tembak oleh pengawal dan pengamanan wakil presiden.
Dikatakan lagi, Di pertengahan tahun 2023 saya di ajak oleh PJ Bupati Abdya Darmansah sekretaris KP3 ABAS Aceh Selatan untuk menjenguk pak Tjut panggilan akrab almarhum.
Pada saat itu kami datang bertiga Darmansah, Juriat dan saya di kediaman pak Tjut Agam di rumah almarhum di kampung Pungki Aceh Barat.
"Di situ pak Cjut Agam berkata Kami Boleh Mati dan Pasti Mati Tapi Semangat Kami Tidak Akan Pernah Mati Untuk Pemekaran Provinsi Aceh Demi Kesejahteraan Masyarakat ABAS dan ALA," tutup T. Sukandi. (Tini)