Mataram, Puluhan massa yang tergabung dalam Solidaritas Pemuda Bali-Lombok menggelar aksi damai menolak hak angket, dengan memasang sejumlah spanduk bertuliskan menolak hak angket tersebut.
Setelah Aliansi Peduli Pemilu Damai (APPD) NTB, menggelar aksi damai menolak hak angket, kini solidaritas Pemuda Bali-Lombok menggelar aksi yang sama.
Aksi damai menolak hak angket tersebut, di pusatkan di Lingkungan Batudawa, Kelurahan Tanjung Karang Kecamatan Sekarbela Kota Mataram, pada Minggu kemarin (24/3/2024).
Koordinator aksi I Made Gunarsa mengatakan, pelaksanaan pemilu sudah berjalan sesuai tahapan dan terselenggara dengan sukses, aman dan damai.
Menurutnyai, isu adanya hak angket di DPR RI, ini bisa melahirkan perpecahan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya yang tergabung dalam solidaritas Pemuda Bali-Lombok, menolak dilakukannya hak angket.
“Tahapan pemilu sudah selesai dan berjalan sukses aman dan damai, oleh karenanya kami dari asosiasi Pemuda Bali-Lombok menolak adanya hak angket di tubuh DPR RI,”tegasnya, Senin (25/3/2024).
Untuk itu, sebagai bentuk penolakan tersebut, pihaknya yang tergabung dalam Solidaritas Pemuda Bali-Lombok, telah melakukan pemasangan spanduk yang bertuliskan Solidaritas Pemuda Bali-Lombok Peduli Pemilu Damai dan menolak hak angket.
“Bersama Pemuda Bali-Lombok, kami telah membentangkan spanduk di jalanan bertuliskan Menolak Hak Angket Sukseskan Pemilu Damai 2024, pelaksanaan pemilihan presiden 2024 telah berjalan aman dan damai,”ungkapnya.
Hal senada juga dikatakan I Wayan Parianta, aksi damai dan menolak hak angket ini, di ikuti 34 orang.
Menurutnya, hak angket yang akan dilakukan DPR RI itu masih sebatas isu, dan isu tersebut ternyata telah melahirkan perpecahan dan kerisauan serta kekhawatiran di tengah masyarakat, oleh karena itu, pihaknya atas nama Solidaritas Pemuda Bali-Lombok menggelar aksi pemilu damai dan menolak hak angket.
“Mohon ini jadi atensi, sebatas isu saja ketentraman kami sudah terganggu, jadi mohon hak angket tersebut dibatalkan, sebab proses pemilu sudah selesai,” pintanya.
Lebih lanjut dijelaskan, Aksi damai ini dilakukan,karena pihaknya tidak menginginkan gara-gara politik yang melahirkan hak angket, dapat memecah belah bangsa dan negara dan hasil pemilu tidak perlu di debatkan lagi.
Untuk itu, kepada para pakar politik di parlemen, pihaknya meminta untuk menghormati keputusan KPU, guna mewujudkan Pemilu 2024 yang aman dan damai.
“Kami sengaja membuat spanduk dengan melakukan deklarasi menolak hak angket, karena dapat memecah belah Bangsa dan Negara,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga mendorong para tokoh politik koalisi Pemerintahan di NTB melaksanakan kontra Opini terhadap Para Oposisi dengan terus menyuarakan narasi positif.
"Pertama, hasil pemilu tidak perlu diperdebatkan".
"Dua, Hak angket untuk menanggapi kecurangan Pemilu tidak tepat, Kecurangan masalah Pemilu harusnya diselesaikan melalui Ranah Hukum, Bukan Ranah Politik".
"Tiga, Hak angket hanya menghasilkan perpecahan bangsa dan Negara".
"Empat apresiasi terhadap kinerja KPU dan Bawaslu serta menebar spanduk dengan diksi dan Hastag #Tolakhakangket# di titik-titik lokasi strategis.
”Tindak lanjut dari kegiatan aksi ini, kami akan membuat Flyer/Meme untuk menyuarakan kelompok anti Hak Angket,” tutupnya.