Diduga Salah Perencanaan, Proyek Pemasangan Batu Gajah Ancam Ratusan Rumah Warga Lhok Pu'uk

Barsela24news.com

Ket photo : Pasang purnama melanda pemukiman gampong Lhok pu'uk, Kecamatan Seuneudon, Aceh Utara, (25/5/2024).

ACEH UTARA I Proyek Pemasangan batu gajah yang berlokasi di perbatasan Gampong Matang Puntong dan Gampong Lhok Pu'uK, Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara yang dibangun beberapa tahun yang lalu diduga salah perencanaan. Sabtu, 25/5/2024.


Kini proyek tersebut membawa bencana yang begitu berdampak terhadap keberadaan Gampong Lhok pu'uk, dimana Air pasang purnama (banjir Rob-red) yang kerab terjadi beberapa tahun ini telah memporak-porandakan pemukiman masyarakat yang bermukim dipesisir pantai Seunuddon tepat Gampong Lhok Pu'uK.

Geuchik Gampong (Kades) Lhok Pu'uK, T. Bakhtiar, saat ditemui dilokasi kejadian pada Sabtu 25/5, menyatakan bahwa pemasangan batu gajah yang seharusnya berfungsi sebagai pelindung dari abrasi dan gelombang laut justru berbalik menjadi bencana bagi warga.

"Pemasangan batu gajah yang diduga tidak sesuai dengan perencanaan telah menyebabkan air pasang lebih mudah masuk ke pemukiman, merusak rumah dan infrastruktur yang ada," ungkapnya.


Menurut T. Bakhtiar, ratusan rumah kini terancam punah akibat dampak dari air pasang tersebut. Masyarakat pesisir merasa sangat terancam dan cemas akan masa depan tempat tinggal mereka. "Kami berharap ada tindakan cepat dari pemerintah untuk memperbaiki kesalahan ini dan memberikan solusi yang tepat agar kami bisa hidup dengan tenang," tambahnya.

Perlu diketahui, Gampong Lhok Pu'uK yang terletak di pesisir pantai dengan jumlah 447 kepala keluarga, kini menghadapi ancaman serius akibat erosi pantai dan banjir rob yang kian meningkat. Kondisi ini tidak hanya mengancam infrastruktur jalan, tetapi juga mengakibatkan rumah-rumah warga mengalami kerusakan dan roboh ke laut.

"Kami butuh perhatian dari pemerintah pusat karena anggarannya besar, untuk pemasangan batu pemecah ombak. Kami meminta solusi yang lebih baik untuk melindungi desa kami," ungkap Bahtiar, Geuchik Gampong Lhok Pu'uK dengan penuh harapan.

Seiring waktu, sebut Bakhtiar, garis pantai yang dulunya berjarak lebih dari 100 meter dari permukiman, kini telah menyusut hingga hanya 7-10 meter. Banjir rob yang sering terjadi membawa pasir hingga menutupi badan jalan, memperparah kondisi jalan dan akses masyarakat.

Kalau ini tidak direalisasi secepat mungkin, maka Gampong Lhok Pu'uK akan tinggal nama di peta Aceh Utara, ungkapnya.

"Mayoritas masyarakat kami nelayan, sangat bergantung pada laut untuk mata pencaharian mereka. Namun, ancaman banjir rob dan erosi ini membuat kehidupan mereka semakin sulit. Banyak kebun kelapa yang hilang tersapu air laut, dan pohon-pohon kelapa pun tumbang," ujarnya.

Warga berharap agar pemerintah daerah dan pusat serius menangani masalah ini.
"Kami membutuhkan bantuan untuk memasang batu pemecah ombak yang sesuai dan melakukan studi AMDAL yang akurat agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut," tambah Bahtiar.

Masyarakat telah beberapa kali mengajukan usulan kepada pihak terkait, namun hingga kini belum ada tindak lanjut yang memadai. Mereka berharap adanya keterlibatan langsung dari ahli dan pemerintah untuk memberikan solusi yang berkelanjutan dan menghindari bencana yang lebih besar di masa mendatang, harapnya.

"Sudah berkali-kali kami dihantam bencana. Kini, kami meminta perhatian serius dari pemerintah untuk melindungi desa kami," imbuh Bahtiar dengan penuh harap.

Dengan ancaman yang terus meningkat, warga Desa Lhok Pu'uK berharap pemerintah dapat segera turun tangan dan memberikan solusi terbaik agar mereka dapat hidup dengan tenang dan aman di desa mereka sendiri, pungkas matan anggota DPRK Aceh Utara ini. (alman)