Assalamualaikum Wr, Wb
Coretan menggugah hati untuk di cermati dengan baik agar melahirkan sebuah nurani dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada bulan November 2024 nanti.
Catatan: Rakyat Indonesia sudah meruntuhkan rezim orde baru dengan menguburkan nya di tahun 1998 lalu.
Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) sudah di depan mata, kita perlu menyikapi bakal calon yang akan di dukung dan di pilih dalam pesta demokrasi serentak di peragakan seluruh Nusantara.
para bakal calon Bupati (bacabup) dan calon wakil bupati (cawabup) sudah mulai menebar pesona dalam merangkul serta membentuk kelompok guna mempengaruhi masyarakat untuk di jadikan simpul massa agar mau bergabung bersama mereka.
Khusus kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) sudah muncul tiga bacalon Bupati dan beberapa Bacalon wakil Bupati, untuk itu perlu pengkajian untuk menentukan sikap dalam memilih siapa akan dipilih dalam suksesi Pilkada.
Dinasti merupakan bentuk fenomena nyata yang menyeret rakyat dalam sebuah siklus monopoli kekuasaan, baik untuk pembangunan maupun bertujuan memperkaya diri beserta kroni-kroninya.
Apakah masyarakat Aceh Barat Daya lupa akan janji-janji manis yg pernah di tebarkan oleh salah satu Bupati terpilih yang tidak pernah adanya realisasi di dua periode masa yang ia pimpin ?
Lantas hari ini terbukti sudah, hubungan sedarah tersebut telah menyodorkan keluarganya untuk dijadikan Bakal calon Bupati pada kontestasi Pilkada November 2024 nanti, siapakah yang dapat membantah jika itu realitas terjadi di Tanoh Breuh sigupai saat ini.
Apakah hal demikian bukan sebagai perencanaan untuk sebuah Dinasti ?
Berkaca dari alasan itu mari kita menoleh kebelakang, apa prestasi yang telah dihasilkan dalam mengelola daerah bekas Kerajaan Teuku Peukan ini, maukah kita dibohongi lagi ?
Akankah sejarah terulang kembali bahwa julukan Pusat Kota Dagang ini akan terus di kuasai atau di komandoi oleh seorang pemimpin yang congkak, angkuh, yg hanya mementingkan keluarga, kroni dan timsesnya saja ?
Semua kita patut membenci dengan sebuah Dinasti yang akan di bentuk sebagai estafet untuk mengakali rakyat jelata, melihat dari sebuah konspirasi sangat jelas ini bertujuan menguasai tanah-tanah kosong Negeri peninggalan PT. Cemerlang Abadi dan PT. Watu Gede Utama.
Sudikah rakyat Aceh Barat Daya menggadaikan kekuatan untuk sebuah Dinasti untuk menguasai sebagian besar tanah bekas kerajaan Kuala Batee ini ?
Jika Kabupaten Aceh Barat Daya akan di kuasai oleh sebuah Dinasti sungguh sangat rugi bagi kita terutama generasi masa depan, bagaimana nasib anak cucu rakyat Abdya kedepan, siapa yang berani bertanggung jawab atas ini nantinya?
Kekuatiran akan hadir dalam benak setiap rakyat Abdya jika Dinasti akan berkuasa kembali, pengatur konsep dari Dinasti tampak jelas bermain di belakang layar, maka kepemimpinan Abdya kedepan akan dikelola dari dalam kebun, rawa bahkan dari lokasi tambak.
Kehadiran sebuah Dinasti akan mengebiri kreatifitas dari para perencanaan Negeri sigupai, kepala Dinas badan dan kantor harus mengikuti arahan sang Komando Dinasti, tidak menutup kemungkinan akan adanya pemerintahan ganda atau dua pucuk pimpinan.
Salah satu contoh rencana pembangunan jangka Menengah (RPJM) dan rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) seharusnya menjadi sebuah dokumen yang harus disimpan di dalam lemari bukan untuk diimplementasi.
Mari kita dengungkan perlawanan untuk menghancurkan rencana pendirian sebuah Dinasti, jangan biarkan Dinasti itu bisa bernafas di Negeri ini, lebih baik di habasi saat bertunas, sebelum menjadi batang hingga susah untuk di robohkan.
Demikian sebagai sebuah renungan untuk kita semua, agar kita bisa melawan lupa, agar rakyat tidak binasa, Negeri Abdya bisa berjaya.
Untuk itu mari kita Singkirkan perbedaan pandangan, singkirkan Dinasti, Singkirkan keangkuhan diri, Singkirkan kecongkakan, Singkirkan pengkhianatan Demi Kabupaten Aceh Barat Daya Negeri Breuh Sigupai Hebat dan Jaya.
Wallahul Muhafieq, ila aqwamith thariq Wassalamu'alaikum Wr Wb.
Penulis: Jufri Yusuf, S. Ag, MM (Pembina PC. GP Ansor Aceh Barat Daya) Pemerhati sosial dan politik