Mengenal Tradisi "Meugang" di Aceh

Barsela24news.com

Ratusan warga Aceh sedang persiapan merayakan tradisi lokal Meugang. (Foto: NU Online/Helmi)

Barsela24news com - Bagi masyarakat Aceh, tentunya tidak asing lagi saat mendengar kata Meugang. Tradisi Mak Meugang atau biasa disebut Meugang merupakan salah satu kebiasaan memasak daging Kerbau dan Sapi untuk dimakan bersama keluarga.

Kebiasaan turun-temurun ini biasa dilakukan masyarakat Aceh dua hari sebelum berlangsungnya hari besar seperti puasa Ramadhan, Hari raya Idul Fitri, serta dua hari sebelum hari raya Idul Adha.

Mak Meugang sendiri telah dimulai sejak 417 tahun yang lalu. Tepatnya sejak kepemimpinan Kerajaan Aceh dimulai dan dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1607 Masehi.

Jika kita lihat pada zaman itu, ada sedikit perbedaan pada prosesi pelaksanaan Meugang. Pada masa kerajaan, sang Sultan selaku Raja memerintahkan anak buahnya untuk menyembelih Kerbau, Sapi, Kambing, bahkan Ayam dan Bebek untuk dibagikan sama rata kepada orang-orang yang kurang mampu dan anak-anak yatim.

Tak hanya daging, Sultan juga memberi sembako, kain, bahkan Deureuham (Deureuham atau dirham adalah nama mata uang Aceh masa itu). Hal ini dilakukan oleh sang raja sebagai bentuk rasa syukur saat akan tibanya hari-hari mulia. Dan yang uniknya, Sultan Iskandar Muda menjadikan tradisi ini sebagai aturan yang tertulis dalam qanun saat itu.

Seiring perubahan zaman dan kebijakan pemerintahan di Aceh, tradisi Meugang juga ikut berubah pada prosesi pelaksanaannya. Sekarang, tidak ada lagi kepala daerah yang menjadi pelaku meugang, melainkan masyarakat itu sendiri. Pemerintah hanya mengeluarkan surat pemberitahuan kapan akan dilaksanakannya hari Meugang. Tidak lebih dari penetapan itu. Sisanya, masyarakatlah yang mengeksekusi hewan ternak dan terjalinlah hukum jual beli daging di hari Mak Meugang.

Hari ini, tak hanya sebatas memasak daging saja, masyarakat Aceh cenderung menghidang beberapa makanan tradisional lainnya. Seperti Leumang/lemang, Ketupat, tape/tapai, dan lainnya.

Dan yang menariknya lagi, sehari sesudah Meugang berlangsung, masyarakat biasanya berbondong-bondong mengunjungi tempat wisata. Wisata alam adalah salah-satu objek favorit yang dituju hari itu, bukan tanpa alasan, masyarakat berkunjung untuk makan besar dengan hidangan Meugang yang telah disiapkan satu hari sebelumnya. Dan juga untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, dan orang-orang terdekat lainnya.

Oleh : Khairul Rijal