Keduanya di selenggarakan Insya Allah di Sirkuit Selaparang Lombok.
Kenapa tidak seperti tahun kemarin ada 1 event yang dilaksanakan di Samota Sumbawa?
Ingin sekali tetap dilaksanakan di Samota di Sumbawa karena multiplier effect atau dampak ekonominya sangat besar. Coba lihat kepastian investasi di sekitar Samota sangat masif. Bandara Sumbawa saja di injeksi 25 M tahun ini karena persiapan MXGP ini dll.
Jadi ingin sekali menyelenggarakannya di Samota, tapi karna pertimbangan efisiensi biaya saja.
Untuk menyelenggarakan event di Sumbawa butuh tambahan biaya 8 Milyar untuk mobilitas logistik MXGP karena bandara Sumbawa belum bisa di darati pesawat berbadan lebar. Insya Allah kedepannya akan di selenggarakan di Samota lagi.
Menjadi tuan rumah MXGP ini tidak mudah prosesnya. Sejak awal kita harus bersaing dengan Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Jakarta, dan Sumatera Selatan utk menjadi tuan rumahnya di Indonesia. Alhamdulillah dengan komunikasi yang baik dan dengan pengalaman 2 tahun sukses menyelenggarakan di NTB pemilik hak MXGP dan FIM tetap memprioritaskan NTB sebagai venue event MXGP tahun ini.
Sebagai Gubernur saat itu, saya bersikeras bahwa MXGP hrs dilaksanakan di NTB.
Kita di NTB ini harus mulai terbiasa bergaul dan terlibat aktif dalam proses dan panitia event international otomotif ini agar kita tak selamanya jadi penonton dan penikmat saja di daerah kita sendiri. Proses bisnis dan lika likunya harus kita pelajari dan kuasai.
Ini penting karena saya yakin satu saat event seperti MotoGP tak akan selamanya bisa di'gendong' oleh pemerintah pusat karena biaya penyelenggaraannya yg sangat besar sekali.
Tahun ini atau tahun depan pemerintah pusat mungkin masih berbaik hati mensubsidi MotoGP sampai ratusan Milyar. Tapi saya yakin satu saat pemerintah pusat tidak akan mau lagi.
Kalau pemerintah pusat tidak mau mensubsidi lagi, apa lantas investasi trilyunan pemerintah pusat dengan membangun sirkuit mandalika yang kini jadi kebanggaan kita semua akan mangkrak, tak terurus dan di penuhi balap2 ala kadarnya bahkan di penuhi hewan2 ternak karena sirkuit kita tak terurus?
Mungkin berlebihan tapi saya nggak mau itu terjadi.
Satu saat anak2 muda daerah kita kalau di tantang begitu sdh siap menjadi pengelola event ratusan Milyar seperti MotoGP dan sanggup juga memelihara sirkuit Mandalika kebanggaan kita karena kita sudah belajar banyak mengelola event dunia seperti MXGP dll ini.
Nasib kita harus berani kita tentukan oleh kita sendiri. Pembelajaran ini nggak mudah dan berliku. Tapi saya selalu yakin bahwa perjalan panjang memang selalu harus di mulai dengan langkah pertama bukan?
Penyelenggaran MotoGP atau MXGP sementara ini memang tidak menguntungkan panitia penyelenggara. Secara finansial panitia nombok dan cukup besar.
Dari hitung2an bisnis mungkin setelah penyelenggaraan ke lima dst baru penyelenggaranya bisa tidak rugi bahkan untung. Sponsor2 besar kadang butuh waktu untuk yakin kepada kemampuan dan integritas penyelenggara event.
Jadi kalau awal awal penyelenggaraan MXGP ini ada masalah kiri kanan wajarlah,
kepahitan2 ini biasanya menyembuhkan banyak penyakit kehidupan. Lagipula setiap pembelajaran memang butuh biaya dan pengorbanan yg tidak sedikit,
Kalau penyelenggara MotoGP atau MXGP rugi kok penyelenggara mau tetap melaksanakan?
Selain utk pembelajaran, panitia bersemangat menyelenggarakan event seperti MXGP ini karena memang impact ekonomi buat daerah kita besar sekali. Hasil laporan BPS dan Litbang KOMPAS sudah mengkonfirmasi hal ini. Inilah yg di dalam jargon ilmu ekonomi di kenal dgn istilah Positive Externality.
Event ini menjadi pengungkit banyak eksternalitas yang sifatnya positif. Ada dampak turunan yg positif yang bisa menggeliatkan kegiatan ekonomi dan Produksi kita.
Penyelenggara memang rugi, tapi Sigma buat ekonomi kita sangat besar dan positif. Penerbangan jadi penuh, hotel jadi terisi, moda transportasi bergairah, restauran full, destinasi wisata banyak dikunjungi. Toko2 laku jualannya, begitu juga UKM2 hidup dan bergairah. Bandara kita di perbaiki, pelabuhan laut di dandani, listrik nggak boleh mati, fasilitas telekomunikasi diperbaiki, kecepatan internet harus kelas satu, rumah sakit kita jadi harus berstandar international dll.
Dan yang paling penting nama daerah kita jadi buah bibir di seluruh dunia karena broadcastingnya global dan mendunia.
Kalau masih ada kekurangan sana sini di awal2 penyelenggaraan ya dimaklumi sajalah. Nggak ada sesuatu yg baru kita mulai hasilnya langsung sempurna. Kekurangan dan kelemahan ayo coba kita selesaikan dengan komunikasi yg baik dan hangat.
Jadi minta dukungan dan doa semua, semoga ikhtiar ini berhasil dan tanpa mengalami hambatan apa2.