Mataram, NTB - Hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki terjalin baik di berbagai sektor, termasuk perdagangan dan pariwisata. Namun, hubungan perdagangan antara NTB dan Turki tidak menunjukkan dampak yang signifikan dari 2019 sampai 2024.
Kebetulan pada 2019 sampai 2023, Lalu Muhammad Iqbal ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Dubes RI untuk Turki dan tidak terlihat dampak yang berarti bagi NTB, tempat kelahirannya.
Saat ini, Iqbal masih menjabat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, serta mencalonkan diri sebagai Gubernur dalam Pilkada NTB 2024.
Selama menjabat sebagai Dubes, ekspor produk NTB ke Turki tidak terlaksana karena kendala logistik yang rumit untuk mengirimkan barang ke negara yang dipimpin oleh Erdogan.
Berdasarkan data dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), terdapat pertemuan dagang antara NTB dan Turki, namun tidak terdapat impor yang signifikan dari NTB.
Salah satu pertemuan yang mencolok terjadi pada tahun 2022, seperti pertemuan dengan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia NTB, yang membahas peluang kerjasama dalam mempromosikan produk NTB di Turki, serta Craft Istanbul ke-3 di Istanbul pada 5-9 Oktober 2022, yang melibatkan berbagai daerah seperti dI Yogyakarta, Jawa Barat, dan NTB dengan memamerkan produk kerajinan seperti home decor, tas anyaman, dan aksesoris.
Ketika dikonfirmasi dengan Dinas Perdagangan NTB mengenai kerjasama dengan Turki, tidak ditemukan bukti kerjasama yang signifikan, meskipun permintaan barang dari Turki cukup besar.
"Berdasarkan informasi dari Kepala Dinas Perdagangan NTB, Baiq Nelly Yuniarti, kegiatan tersebut memang menunjukkan permintaan yang signifikan, namun kesulitan dalam pelaksanaan karena tidak adanya Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) antara Indonesia dan Turki," ujarnya saat dihubungi melalui telepon pada hari Jumat.
Untuk produk Indonesia yang akan dikirim ke Turki, umumnya melalui Malaysia karena adanya FTA antara Malaysia dan Turki.
Sedangkan nilai impor pada tahun 2020 menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 14,98 persen dibandingkan dengan ekspor produk NTB yang nihil.
(Nelly)