Banda Aceh – Proses musyawarah ulama Aceh yang berlangsung dengan penuh hikmah dan pertimbangan mendalam akhirnya menghasilkan keputusan penting terkait pengganti Tu Sop sebagai pendamping Bustami Hamzah. Dari musyawarah ini, lima nama putra terbaik Aceh telah direkomendasikan, yakni Tu Bulqaini, Abi Hidayat Waly, Abiya Kuta Krueng, Abi Nas Jeunieb dan Abon Buni.
Siapapun diantara mereka yang nantinya dipilih oleh Bustami adalah hasil dari proses kolektif yang mempertimbangkan maslahat besar bagi rakyat Aceh. Hasil musyawarah ini mencerminkan kepercayaan yang mendalam terhadap kapasitas ulama dalam menjaga arah kepemimpinan yang sejalan dengan nilai-nilai keislaman dan kesejahteraan masyarakat.
Wakil Ketua Umum Relawan Ulama Umara, Tgk Khairul Amri Ismail, dalam pernyataannya kepada media, Jum'at (13/09/2024), mengajak seluruh simpatisan dan relawan untuk menghormati dan mendukung penuh hasil keputusan ini.
"Proses musyawarah ini merupakan cerminan dari ijtihad yang dilakukan dengan penuh kehati-hatian oleh ulama-ulama kita. Siapapun yang nantinya dipilih oleh Bustami Hamzah untuk mendampinginya, adalah hasil keputusan bersama yang telah melalui pertimbangan matang. Kita harus menyikapi ini dengan kebesaran hati, karena keputusan ini bukan sekadar hasil politik, tetapi amanah besar dari para ulama yang memikirkan kebaikan jangka panjang bagi Aceh," ujar Tgk Khairul Amri.
Ia juga menegaskan bahwa seluruh pihak harus menghargai proses ini dengan arif dan bijaksana, tanpa menimbulkan perpecahan. Para ulama yang terlibat dalam musyawarah ini telah memilih kandidat yang mumpuni dan layak untuk mendampingi Bustami Hamzah, di mana setiap nama yang muncul membawa kapasitas dan pengalaman tersendiri yang akan berkontribusi positif bagi masa depan Aceh. Keputusan ini, lanjutnya, adalah bukti kepercayaan dan keyakinan para ulama terhadap kemampuan putra-putra terbaik Aceh.
Tgk Khairul Amri turut menekankan agar simpatisan dan relawan tidak terjebak dalam membanding-bandingkan kelebihan atau kekurangan dari para kandidat.
"Ini adalah saatnya kita bersatu, bukan untuk memperuncing perbedaan. Kelima nama yang direkomendasikan adalah putra-putra terbaik Aceh yang telah dipercaya oleh ulama kita. Mereka semua memiliki kapasitas yang telah diuji dan dipilih bukan karena kelebihan dan kekurangan mereka, tetapi karena potensi besar yang dapat mereka berikan dalam mendampingi Bustami Hamzah," tegasnya.
Beliau juga mengingatkan bahwa proses musyawarah ulama adalah manifestasi dari kebersamaan dan semangat untuk mewujudkan kepemimpinan yang tidak hanya mengedepankan aspek teknis, tetapi juga kepekaan terhadap nilai-nilai keagamaan dan sosial. Oleh karena itu, menghormati hasil ijtihad ulama adalah langkah bijak yang akan membawa persatuan di tengah berbagai tantangan yang dihadapi.
"Kita harus selalu ingat, keputusan ini diambil dengan penuh tanggung jawab dan pertimbangan yang mendalam oleh para ulama kita. Tugas kita sekarang adalah menjaga keutuhan dan komitmen terhadap hasil ini, karena ini adalah jalan terbaik yang telah dipilihkan untuk kita semua," lanjutnya, dengan nada yang penuh kepercayaan dan optimisme.
Di akhir pernyataannya, Tgk Khairul Amri berharap seluruh simpatisan, relawan, dan masyarakat Aceh untuk tetap bersatu dan mendukung hasil musyawarah ini dengan sepenuh hati.
"Persatuan kita adalah kunci bagi keberhasilan bersama. Siapapun yang nanti terpilih sebagai wakil, kita harus percaya bahwa itu adalah pilihan yang paling tepat untuk kemajuan Aceh, di bawah bimbingan ulama dan pimpinan kita, Bustami Hamzah," tutupnya.
Laporan: Redaksi