Oleh : Yulizar Kasma
Hubungan UAS dan Ustaz Fadhil Rahmi cukup baik, mereka sama - sama alumni Al Azhar. UAS tahun 2019 telah memberikan karpet merah untuk Fadhil Rahmi menjadi anggota DPD RI dan mendapatkan Jabatan Wakil Ketua Komite III.
Komite III membidangi pendidikan, AGAMA, kebudayaan, kesehatan, pariwisata, pemuda, olah raga, kesejahteraan sosial, pemberdayaan masyarakat dan ketenaga kerjaan.
Dalam tulisan ini saya tidak akan menulis tentang apa kontribusi Fadhil Rahmi untuk Aceh terkait tugasnya sebagai wakil ketua Komite III, tapi fokus apa balasan Fadhil Rahmi untuk UAS setelah UAS membesarkan nama Fadhil Rahmi di Aceh.
Saat UAS diperkusi dimana - dimana beberapa tahun lalu, saya chat pribadi Fadhil Rahmi dengan WA, saya bertanya kenapa dia tidak ada aksi sebagai anggota DPD RI yang telah di bantu oleh UAS, Fadhil menjawab "UAS masih teman kami"
Jawaban Fadhil Rahmi tidak menjawab kerisauan dan keraguan saya atas lemahnya kontribusi dia dalam menjaga UAS yang telah berjasa besar dalam karir Fadhil Rahmi.
Ketidak hadiran UAS saat Fadhil Rahmi kembali maju sebagai anggota DPD asal Aceh, bisa dibaca UAS kecewa dengan Fadhil Rahmi dan hasilnya Fadhil Rahmi ditinggalkan masyarakat, dia kalah !!!
Lalu ada jawaban dari kawan saya, Buzzernya Bustami Hamzah Bro Mujiburrahman dia berkata membela UAS itu bukan tupoksi DPD RI asal Aceh.
saya melihat Bo Mujiburahman ini kurang baca, sehingga sering blunder. Fadhil Rahmi itu komite III yang membidangi Pendidikan, AGAMA, dan lain - lain.
Persoalan yang menimpa UAS sebagai pendakwah yang dihalangi dan persekusi berada dalam wilayah AGAMA yang masih dalam jangkauan tugas Fadhil Rahmi, apakah Fadhil Rahmi Melakukan itu ? Menyurati kapolri, menyurati kementrian Luar Negri dll.
UAS itu tokoh agama yang dihormati oleh banyak negara, tapi Fadhil Rahmi tidak melakukan hal subtansi dengan jabatan yang dimilikinya. Ini menunjukkan Fadhil tidak tau bagaimana membalas jasa orang dengan membela kepentingan umat
Lalu ada kalimat Cacat Logika dari buzzer Bustami Hamzah itu yang mengatakan UAS itu orang Riau, Fadhil Rahmi itu DPD RI asal Aceh yang ngurus masyarakat Aceh.
Narasi bro Mujiburrahman itu benar - benar cacat fikir, padahal dia tau saat Fadhil menjabat wakil ketua DPD komite III Fadhil Rahmi sudah menjadi milik Indonesia, selain memperjuangan aspirasi orang Aceh tapi juga menjadi alat negara untuk mengurus persoalan ke agamaan, pendidikan, kesehatan dan kebudayaan di Indonesia secara umum.
Tugas komite III itu bukan hanya mengurus Aceh, Fadhil Rahmi bertanggung jawab menyampaikan aspirasi masyarakat Aceh, tapi disisi lain bertanggung jawab terhadap kewenangan komite III.
Kalau Anggota DPD Aceh Fadhil Rahmi hanya ngurus masyarakat Aceh, buat apa Fadhil Rahmi dan Tim komite III DPD RI berkunjung ke Sulawesi Utara terkait anak - anak yang terpapar alkohol dan rokok pada Maret 2021.
Ngapain Fadhil Rahmi mengurus denda 5 juta terhadap pedagang bakso, kafe di Tasik Malaya Jawa Barat karna melanggar PPKM 12 juli 2021 lalu.
Buat apa Fadhil Rahmi apresiasi pansus guru honorer yang bukan hanya di Aceh, buat apa berkomunikasi dengan Kemendikbud terkait pendidikan yang bermutu?
Jika itu semua dilakukan oleh Fadhil Rahmi, kenapa disaat yang sama dia tidak melakukan advokasi terkait pencekalan dan persekusi terhadap UAS padahal Fadhil juga membidangi masalah agama.
Saya bisa asumsikan, UAS memperjuangkan Fadhil Rahmi agar dia bisa menggunakan kewenangannya untuk kepentingan umat, tapi sayang ketika UAS dilemahkan di Singapura beliau meminta dukungan dari umat, tapi Fadhil Rahmi tidak menggunakan powernya di DPD untuk melakukan sesuatu untuk UAS.
Maka menarasikan dengan sedikit " maksa", bahwa UAS harus berpihak ke Bustami Hamzah dan Fadhil Rahmi dalam pilkada Aceh, itu sikap tidak rasional dan panik, karna UAS sudah menyampaikan secara terbuka bahwa beliau Netral. Dan itu perlu dihormati oleh siapapun, Duh !!
Sumber : FB Yulizar Kasma Panto