Mataram, NTB - Pelaku UMKM Bale Bawang Merah dan Pemasok Bapokting lainnya di Wilayah Kota Mataram Sdr. Bayu Aryadani, S.Pd., menerangkan bahwa memasuki musim penghujan di akhir tahun 2024 ini harga komoditas Bawang Merah mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. Harga Bawang Merah saat ini berkisar antara Rp. 25.000,- s.d. Rp. 37.000,- per Kg yang kwalitas super. Sementara harga normal berkisar antara Rp. 20.000,- s.d. Rp. 25.000,- per Kg. Sementara itu stok ketersediaan Bawang Merah saat ini sudah menipis, diperoleh dari hasil panen di wilayah Sumbawa dan Bima yang ada di lahan pegunungan serta diambil dari hasil panen yang telah distok oleh petani.
Kenaikan harga disebabkan oleh telah berakhirnya musim panen raya serta saat ini di daerah penghasil Bawang Merah terbesar di NTB saat ini yaitu di Daerah Bima sudah memasuki musim penghujan, sehingga tidak cocok lagi untuk ditanami komoditas Bawang Merah. Untuk mengantisipasi naiknya harga beberapa Komoditas Pangan, khususnya Bawang Merah, maka Dinas/Instansi terkait baik Tingkat Provinsi maupun Kab./Kota se-NTB secara rutin menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) atau Pasar Murah atau Pasar Rakyat, dengan melibatkan pelaku usaha UMKM, salah satunya Bale Bawang Merah yang beralamat di Kr. Kelok Kel. Monjok Barat Kec. Selaparang Kota Mataram, yang dikelola oleh Sdr. BAYU ARYADANI, S.Pd.
BAYU memperoleh barang dagangan dari berbagai wilayah di NTB terutama dari Bima yang merupakan daerah asal dari Istrinya. Bayu merupakan seorang Sarjana Pendidikan lulusan Universitas Mataram tahun 2019, yang semasa di bangku perkuliahan aktif dalam organisasi kampus seperti “Serikat Mahasiswa Indonesia”.
Dimungkinkan harga Bawang Merah kedepannya terutama dalam menyambut Perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 hingga memasuki Bulan Ramadhan Tahun 2025 akan terus mengalami kenaikan harga, disebakan oleh berakhirnya musim panen dan di seluruh wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan.
Bayu menyampaikan bahwa hasil panen Bawang Merah di wilayah Bima cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat NTB, asalkan tidak terlalu banyak yang dijual ke luar daerah. Pemerintah Daerah perlu membatasi pengiriman komoditas Bawang Merah ke luar daerah agar tidak terjadi kenaikan harga dan keterbatasan stok di wilayah NTB dalam menyambut Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Bayu juga menekankan bahwa Pelaku UMKM khususnya Pengepul Bawang Merah saat ini perlu mendapatkan bantuan dari Pemerintah Daerah dan pihak lainnya berupa mesin pengupas bawang, yang saat ini sangat mereka butuhkan. Diharapkan peran serta semua pihak dapat membantu Transformasi UMKM NTB menuju Pasar Global.