Dari Dapur Gizi ke Sekolah: Perjalanan Makan Bergizi Gratis untuk Anak-Anak Sorong

Barsela24news.com



Sorong,- Suasana ceria terpancar dari wajah-wajah para siswa di sejumlah sekolah di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, saat ompreng berisi makanan bergizi tiba. Program makan bergizi gratis (MBG) yang tengah berjalan di kota ini disambut dengan antusiasme tinggi, baik oleh siswa, guru, maupun para orang tua.

Di salah satu sudut dapur gizi Kota Sorong, puluhan petugas sibuk menyiapkan makanan sehat untuk ribuan anak sekolah. Kepala Dapur Gizi Kota Sorong, Indri Syifa, menjelaskan bahwa proses persiapan makanan dilakukan dengan baik dan antusiasme anak-anak sangat tinggi setiap kali makanan tiba di sekolah.

“Apalagi pas pengantaran, anak-anak itu mereka senang sekali untuk mengambil makanan cepat-cepat, jadi antusias dari anak-anak sendiri, dari menu-menunya setiap hari kita berbeda-beda, kita bikinnya itu siklusnya 1 bulan, jadi setiap hari berganti,” ujarnya.

Di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 37, program makan bergizi ini membawa perubahan signifikan. Menurut Martha Oktovina Bemey, Kepala SDN 37 mengungkapkan bahwa sebelumnya banyak anak yang datang ke sekolah dalam keadaan perut kosong. Hal tersebut tentu saja membuat mereka kesulitan untuk berkonsentrasi saat belajar.

“Ibu dia tadi pagi tidak sarapan jadi dia lemas. Apalagi yang di kelas mau terima pelajaran matematika pelajaran yang sulit-sulit, anak tidak konsentrasi sehingga dengan ada makan bergizi ini saya pantau ke kelas-kelas anak yang tadi jarang masuk, sekarang masuk banyak, mereka masuk untuk menerima pelajaran dan mereka senang sekali,” katanya.

Senada dengan Martha, Kepala Sekolah SDN 12 Johana Ruhulessyn menilai program ini memberikan manfaat besar bagi anak-anak didiknya. “Pada saat makan mereka amat sangat senang karena kadang-kala mereka datang juga ada yang uang jajan, ada yang sarapan, ada yang tidak, namun dengan adanya makan gratis mereka lebih tambah semangat, untuk yang malas rajin datang ke sekolah,” ungkapnya.

Petugas dapur, Septina Keilem, turut merasakan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari. Ia menuturkan bagaimana anaknya sendiri kini lebih memilih makan di sekolah daripada membawa bekal atau uang jajan.

“Biasanya kalau dia makan dari rumah sebelum ada makan gratis biasanya dia makan di rumah dia bawa uang jajan, tapi semenjak ada ini dia tidak pernah bawa uang jajan lagi. Dia bilang: Mak, tidak usah bawa uang jajan, yang penting air minum,” katanya sambil tersenyum.

Meski program ini mendapatkan sambutan baik, ada tantangan dalam memperkenalkan makanan sehat kepada anak-anak. Beberapa menu baru masih terasa asing bagi sebagian siswa. “Ada beberapa menu yang baru pertama di lidah mereka, mereka rasa kurang pas, tapi kita selalu menganjurkan dicoba saja, makan sayuran wortel itu bergizi,” tutur Martha Oktovina Bemey.

Namun, ada juga menu yang langsung mendapat tempat di hati anak-anak. “Sayur kangkung ya dilahap habis karena itu hampir makanan keseharian masyarakat kami yang orang Papua dan saya pikir semua orang suka sayur Kangkung,” tambahnya.

Sementara itu, guru SDN 39, Adomintje Yohana Sanggek, mengungkapkan bahwa program ini tidak hanya mengatasi rasa lapar tetapi juga mendukung pertumbuhan anak-anak. “Kita ke depannya maunya seperti ini, berprestasi anak-anak karena ini kan makanan sehat bergizi, pertumbuhan perkembangan tubuhnya bagus, berat badannya seimbang,” katanya.

Tidak hanya para guru, orang tua siswa juga merasakan manfaat program MBG tersebut. Juned Florens Waromi, salah satu orang tua murid, mengungkapkan bahwa program makan bergizi membuat anaknya lebih fokus belajar. “Biasanya kalau anak-anak jajan, harus lari keluar dari sekolah, belanja jauh-jauh, begitu ada penambahan gizi di sekolah mereka su tidak pulang-pulang ke rumah lagi,” ujarnya.

Di akhir sesi makan siang, suara riuh rendah anak-anak bergema di kelas-kelas. Sebelum kembali belajar, mereka serempak mengucapkan terima kasih dengan penuh semangat, “Terima kasih makanannya!”

Sebuah bukti bahwa program MBG tidak hanya memberikan nutrisi bagi tubuh, tetapi juga membangun semangat dan kebahagiaan bagi generasi penerus bangsa. @red