Tapaktuan, Aceh Selatan - Sudah lewat setengah bulan puasa dilalui, namun situasi pasar swalayan Tapaktuan masih terlihat Sepi, alias tidak ada pembeli.
Pantauan media Barsela24news.Com di lokasi Swalayan, Selasa (18/03/2024), hampir satu jam kami mutar mutar di swalayan tersebut dari lantai bawah sampai ke lantai atas, memang sangat sepi, bahkan sangat memprihatinkan dilantai atas tidak ada pengunjung satu orang pun, kecuali pedangan yang ada diatas.
Saat kami konfirmasi kepada pedagang kain Cut. Mardiana dan Bilkisti, mengatakan sudah lewat setengah bulan Ramadhan kita lalui, namun keadaan masih sangat sepi, sedangkan modal sudah kami keluarkan puluhan juta untuk modal di bulan puasa ini, dengan harapan bisa kembali modal dan mendapatkan laba dari keuntungan jualan, namun melihat situasi sepi seperti ini, jangan kan dapat untung, modal saja belum tentu balik, ucap Cut Mardiana dengan nada sedih.
disinggung tentang sewa mereka membenarkan kalau terkadang mereka sering menugak pembayaran sewa, itu bukan karena unsur kesengajaan kami, tapi karena memang situasi yang sangat sepi, dan sebagai pedagang yang menggunakan bagunan pemerintah tentu kami wajib membayar nya, tapi tolong beri kami kelonggaran, Pungkas Bilkisti.
Ditempat yang sama Hendri dan Salman yang merupakan pedagang senior mereka berjualan sejak bangunan itu dibuat sekitar 25.tahun lalu, mereka sangat mengeluhkan dengan kondisi pintu yang sudah sangat sangat tidak layak pakai, karena sudah banyak yang rusak.
Bahkan mereka pernah menyampaikan kepada pemerintah melalui pengutip pajak dari kantor DISPERINDAG KOP Aceh Selatan, mereka bersedia mengeluarkan biaya untuk perbaikan pintu dengan syarat potong pajak, tapi kata petugas tidak bisa.
"Harapan kami kepada Bupati dan wakil Bupati Aceh Selatan yang baru ini, kiranya bisa mendengarkan keluhan kami, tentang banyak nya Pintu-pintu yang rusak, sedangkan barang barang yang ada didalam toko tersebut modal hidup kami yang mencapai Puluhan juta bahkan ada yang Ratusan juta". Terang Hendri.
Kondisi pintu sekarang ini sudah sangat parah, bahkan demi keamanan harta kami, terpaksa pintu pintu itu kami ikat mengunakan tali, namun tidak bisa menjamin keselamatan barang barang kami yang ada di dalam, tutup Hendri.
Laporan: Hartini